Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Daftar Misteri

PolTek


Profil PolTek College Cirebon


Alamat    : Jl. Yos Sudarso No.1 (Samping BAT) Cirebon, Indonesia 45111
Telepon   : (0231) 238865
Website   : poltek.ac.id






1. Tempat Parkir Bagian Selatan


Tempat Parkir yang teduh dan nyaman, namun tidak terlalu luas tapi cukup untuk menampung kendaraan bermotor dari mahasiswa/i.




2. Tempat Parkir Bagian Utara

Tempat parkir dibagian utara tidak seteduh di bagian selatan, namun lebih luas dan lebih mudah untuk dijangkau.



3. Lobi Depan Bagian Selatan


Lobi bagian selatan PolTek College, aman & nyaman untuk nongkrong, ngerjain tugas, ngobrol, dll.



4. Lobi Depan Bagian Utara


Suka nongkrong dipojokan, nyaman, dan sejuk? mungkin bagian ini cocok untuk anda.




5. Lobi lantai Dua Bagian Utara


Ini adalah lobi di lantai dua bagian luar. nyaman dan sejuk, bisa sambil melihat pemandangan kota juga.


6. Lobi Lantai Dua Bagian Selatan


Dimana-mana ada tempat nongkrong, asik gak sih? bisa nongkrong di tempat yang sesuai selera atau sesuai mood kita. Di bagian ini cukup terang dan juga sejuk, karena di sisi kiri terdapat pohon besar yang menjulang sehingga mengimbangi teriknya matahari di kota Cirebon.


7. Rak Helm


Kalo mau nyimpen helm disini aja biar lebih aman, soalnya rak helm ini terletak dibagian dalam di lantai satu.



8. Ruang Tunggu


Lagi nunggu sesuatu? atau nunggu seseorang? di PolTek juga ada ruang tunggu yang nyaman loh... terdapat AC untuk menyejukkan ruangan, TV untuk menghilangkan kejenuhan, dan pastinya Wi-Fi untuk yang suka internet gratisan.


9. Tempat Shalat


Bagi yang muslim pasti ditengah kesibukan ataupun keasyikan harus tetap menjalankan kewajibannya. PolTek juga menyediakan tempat shalat yang cukup nyaman.



10. Ruang Tamu


Ruang tamu, berada di lantai satu. Tempatnya yang paling nyaman, karena tamu diutamakan.



11. Bagian Informasi / Administrasi


Nah... yang ini bagian informasi / Administrasi yang berada di lantai satu. Untuk pembayaran atau menanyakan berbagai macam hal bisa anda tanyakan disini, tapi yang nyambung dengan urusan kampus ya...

Misteri Penemuan Madagascar


Madagascar, tanah unik & surga bagi binatang-binatang unik dan mempunyai kekayaan hayati yang melimpah merupakan salah satu tempat yang paling jarang dihuni manusia. Penelitian menguak, pulau terbesar keempat di dunia itu mulai dihuni sejak 1.200 tahun lalu.


Kolonialisasi Madagaskar mungkin terjadi tanpa disengaja. Peneliti menyebut, sekelompok perempuan dari Indonesia adalah penghuni pertama Madagaskar. Ada kemungkinan mereka terpaksa naik ke daratan karena kapal dagang yang membawa mereka terbalik.

Ini salah satu episode aneh dalam kisah pengembaraan manusia: faktor ketidaksengajaan menuntun orang menemukan Madagaskar.
Seperti dimuat situs sains, Physorg.com, sejak lama Madagaskar menjadi daya tarik bagi para antropolog.
Salah satu alasannya, mengapa manusia tak menjamahnya selama ribuan tahun. Pulau keempat terbesar dunia itu sebelumnya hanya dihuni para lemur.
“Hal yang tak biasa tentang pulau ini adalah, Madagaskar terletak sangat jauh dari Indonesia. Ia juga dihuni belakangan, ketika sebagian besar dunia telah berpenghuni,” kata peneliti dari Massey UniversitySelandia Baru, Murray Cox, kepada situs sains LiveScience.
“Kita bicara tentang budaya yang menyebar di sepanjang Samudera Hindia”, tambah Murray Cox.
Penelitian genetika sebelumnya secara mengejutkan menunjukkan, alih-alih datang dari Afrika, nenek moyang penduduk yang tinggal di lepas pesisir timur Afrika itu justru berasal dari Indonesia, negara yang berjarak seperempat dunia, atau sekitar 5.600 kilometer.
“Yang belum kami ketahui pasti adalah, apa yang terjadi saat itu, kapan mereka datang dan bagaimana?” kata Cox.
Genetik DNA dari Indonesia
Untuk menemukan jawaban itu, Cox dan para koleganya menganalisa gen dari mitokondria, dari 300 penduduk asli Madagaskar dan 3.000 Indonesia. Mitokondria adalah baterai sel, pabrik energi sel. Namun, mereka istimewa karena gennya diwariskan dari ibu.
Penelitian menyimpulkan, dari gen-gen tersebut, menunjukkan ada kesamaan antara genom orang Indonesia dan orang Madagaskar.
Tim ilmuwan biologi molekular yang dipimpin Murray Cox dari Massey UniversitySelandia Baru menggunakan uji DNA dari 266 orang dari tiga etnik Malagasy atau orang asli Madagaskar, untuk menguak teka-teki migrasi itu.
Mereka menemukan, sekitar 1.200 tahun lalu, sekelompok manusia untuk kali pertamanya menginjakkan kaki di Madagaskar. Diduga karena kapal yang karam.
Hasil analisa gen dari mitokondria yaitu “baterai sel” yang gennya diwariskan dari ibu, menyimpulkan dari 30 perempuan termasuk penemu Madagascar, 28 di antaranya dipastikan dari Indonesia.
Beberapa penelitian sebelumnya tentang orang Madagaskar, khususnya terkait kromosom Y (yang diturunkan dari ayah ke anak) mengindikasikan, nenek moyang laki-laki juga berasal dari Asia Tenggara. Meski para ilmuwan belum mendapatkan petunjuk, berapa jumlah mereka.
“Juga ada kromosom Y dari Indonesia,” kata Cox. “Kami sudah mengetahui bahwa nenek moyang orang madagaskar, baik pria maupun wanita, berasal dari Indonesia. Kami hanya belum tahu ada berapa jumlah pria kala itu. Bukti-bukti yang kami miliki, populasi mereka juga kecil.”
Akar Bahasa Linguistik dari Indonesia
Tak hanya soal DNA, ada faktor lain yang menunjukkan kontribusi nusantara, yakni bahasa. Dari segi linguistik, penduduk Madagaskar bicara dalam bahasa, yang asal-usulnya bisa dilacak sampai Indonesia.
Sebagian besar dari leksikon Ma’anyan, bahasa yang dipraktekan sehari-hari di masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Barito, di wilayah pedalaman. Juga ditemukan segelintir bahasa yang akarnya dari Jawa, Melayu, atau Sansekerta.
Bukti lain pengaruh nusantara di Madagaskar adalah penemuan perahu cadik, peralatan besi, instrumen musik seperti gambang. Juga peralatan makan yang sangat ‘tropis’, sistem tanam padi, pisang, ubi jalar di sela-sela hutan.
“Kontribusi Indonesia ada pada bahasa, budaya, dan gen, yang terus berlanjut hingga saat ini di Madagaskar,” demikian isi laporan tim ilmuwan.
Era Kerajaan Sriwijaya
Untuk menemukan berapa lama dan berapa orang Indonesia yang menghuni pulau tersebut untuk kali pertamanya, para ilmuwan menjalankan sejumlah simulasi komputer.
Lantas ditemukan, Madagaskar dihuni populasi kecil, 30 perempuan, yang tiba di pulau itu 1.200 tahun lalu. Sebanyak 93 persen atau 28 orang adalah orang Indonesia, dua lainnya Afrika.
Masih dengan simulasi komputer menunjukkan, pemukiman pertama di Madagaskar ada pada tahun 830 Masehi, saat yang bersamaan dengan berkembangnya perdagangan nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Sumatera.
Ilmuwan menyimpulkan, semua penduduk asli Madagaskar terkait dengan 30 perempuan itu. Lalu bagaimana dengan para pria?

Kapal Yang Karam
Pertanyaan yang juga belum terjawab adalah, bagaimana para nenek moyang dari Indonesia sampai ke Madagaskar?
Para ahli mengaku, mereka belum memperoleh kepastian. Fakta bahwa hanya ada 30 perempuan, dan kemungkinan jumlah pria yang sama sedikitnya, mengarah pada faktor ketidaksengajaan.
Ia menduga, saat itu, kapal dagang yang diperkirakan mengangkut 500 orang karam, para penumpangnya yang selamat bisa jadi naik ke daratan Madagaskar.
“Aku tak mengatakan, kami yakin bahwa itu sesuatu yang tak disengaja. Namun, bukti baru menunjukkan, ini kemungkinan yang masuk akal,” katanya.
Bagaimana para perempuan ini sampai di Madagaskar, hingga kini masih jadi misteri besar. (sumber : indocropcircles)

Misteri Kerangka Naga di Pulau Bangka


Selama ini Tulang Rangka misterius yang mirip naga tersebut disimpan oleh penemunya, seorang nelayan warga Desa Limus di Pulau Bangka yang pada awalnya ditemukan berada di laut pada kedalaman kurang-lebih ± 3 meter, didepan muara Sungai Nyire.

Masyarakat Pulau Bangka dihebohkan dengan penemuan tulang rangka yang diisukan sebagai seekor “Naga berkaki enam” :p dan konon katanya panjangnya mencapai belasan meter.
Temuan tulang Naga berkaki enam di Bangka Selatan yang menghebohkan masyarakat Bangka dan sekitarnya ini menarik perhatian Edi Nur Cahyono, dosen FPPB UBB (Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung).
Dari keterangan beberapa waktu yang lalu, dan dari analisa kasat mata, bahwa Naga yang panjangnya mencapai belasan meter ini belum dapat dipastikan apakah seekor naga ataukah kerangka ikan paus.
”Kalau naga enggak mungkin, ada kemungkinan bangkai dari ikan yang terdampar, akan tetapi saya belum bisa memberikan keterangan lebih jelas”,ujar Edi Nur Cahyono, dosen FPPB UBB.
Sedangkan Yulistyo selaku kepala Dinas DKP mengatakan akan meneliti tulang-tulang hasil temuan masyarakat Bangka Selatan (Basel) beberapa waktu yang lalu, disinyalir sebagai tulang yang mirip naga.
”Kalau memang tulang-tulang itu langka, maka akan dikirim ke museum, akan tetapi jika itu merupakan tulang biasa, maka kita akan kembalikan ke dalam laut lagi, biar jadi rumah ikan yang lain.” ungkapnya saat di hubungi via telepon.
Akan tetapi, ungkap Yulistyo sampai saat ini DKP belum mendapatkan laporan dari DKP Kabupaten Bangka Selatan.
Awal Penemuan
Lokasi kerangka tulang ada di Desa Limus, dari Toboalike arah utara melewati daerah transmigrasi, jaraknya kurang lebih ± 15 km. Tulang-tulang itu disimpan di rumah seorang nelayan setempat sebagai sang penemu “Naga”.
Menurutnya kerangka tersebut ditemukan pada hari kelima di Bulan Puasa 1431 H (Ramadhan 1431 Hijriyah) dan berada di laut pada kedalaman kurang-lebih ± 3 meter, didepan muara Sungai Nyire.
Saat ditemukan, terlihat ada semacam pukat yang tersangkut pada sesuatu yang tersembul di atas permukaan air.
Namun setelah didekati dan ditusuk-tusuk dengan ujung dayung, ternyata benda itu adalah kerangka atau tulang yang posisinya melengkung seperti bulan sabit.
Kemudian kerangka tersebut diambil dengan angkutan perahu. Untuk kerangka bagian kepala diperlukan tenaga 15 orang untuk mengangkatnya.

Terdapat Bulu-bulu Pada Rangka
Menurut penuturan sang penemu pada saat terlihat pertama yang berupa pukat dan sesuatu yang menonjol, itu adalah bulu-bulu dan tanduk pada kepala kerangkan tersebut.
Bulu-bulu tersebut seperti layaknya rumbai bulu pada kepala seekor kuda. Benda tersebut tidak ada di foto lantaran menurut sang penemu, setelah benda tersebut yang sebelumnya telah dilihat oleh Bapak Bupati Basel, maka tidak diperlihatkan lagi pada umum.
Sebagai yang telah melihat langsung kerangka tersebut dapat kami beri gambaran, lingkar badan “mahluk” tersebut berkisar ± 2 m dengan panjang badan ± 15 meter.
Dilihat dari bentuk kerangka kepala mengarah kepada bentuk seeokor ikan paus. Hanya pada tulang ekor yang masih terdapat sisa daging yang menempel, pada bagian tulang yang lain bersih dan berwarna putih kusam. (sumber : indocropcircles)

Misteri 9 Istri Presiden Sukarno


Mungkin sebagian orang bingung, mengapa diberi judul misteri? Karena tak semua rakyat Indonesia tahu, berapa tepatnya istri Presiden pertama Indonesia ini. Ada yang bilang empat istri atau ada juga yang bilang lima istri.
Yang resmi diketahui selama ini, Presiden Soekarno tercatat memiliki sembilan orang istri selama hidupnya. Soekarno memang dinilai sebagai seorang Don Juan yang selalu memesona wanita. Berkali-kali diakui oleh Soekarno, dirinya memang seorang pemuja wanita cantik.
Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut.
Berikut kesembilan istri syah Sukarno:
  1. Oetari (1921–1923)
  2. Inggit Garnasih (1923–1943)
  3. Fatmawati (1943–1956)
  4. Hartini (1952–1970)
  5. Kartini Manoppo (1959–1968)
  6. Ratna Sari Dewi (1962–1970)
  7. Haryati (1963–1966)
  8. Yurike Sanger (1964–1968)
  9. Heldy Djafar (1966–1969)

1. Oetari Tjokroaminoto (Siti Oetari) – (1921–1923)


 Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertama Soekarno sekaligus putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam yang juga sebagai guru Soekarno.
Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 di Surabaya.
Soekarno kepada Utari Tjokroaminoto :
“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak.? … orangnya tidak jauh dari sini, kau ingin tau? boleh..Orangnya dekat sini kau tak usah beranjak, karena orangnya ada di sebelahku”
2. Inggit Garnasih – (1923–1943)
Inggit mendampingi Soekarno dalam suka dan duka selama hampir 20 tahun. Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak.
Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu.
Sayang, setelah 20 tahun berumah tangga, bahkan dengan setia nunut Bung Karno hingga ke Ende dan Bengkulu, Inggit harus rela berpisah.
Karena si Bung terpikat pada Fatmawati, yang pernah ikut mondok dalam rumah tangga mereka saat di Bengkulu.
“Aku kembali ke Bandung.., dan kepada tjintaku yang sesungguhnya.”

3. Fatmawati (Fatimah) – (1943–1956)


Fatmawati yang bernama asli Fatimah lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Dalam pembuangan di Bengkulu, Soekarno bertemu Fatmawati. Gadis muda ini adalah putri tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Usia Soekarno dan Fatmawati terpaut 22 tahun lebih muda. Hubungan dengan Fatmawati membuat pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih berakhir. Inggit menolak dipoligami dan memilih pulang ke Bandung.
Soekarno kepada Fatmawati :
“Engkau menjadi terang dimataku. Kau yang akan memungkinkan aku melanjutkan perdjuanganku yang maha dahsyat.”

4. Hartini – (1952–1970)


Hartini adalah wanita setia yang sempat mengisi hidup Soekarno. Hartini lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924. Ayahnya Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota. Hartini menamatkan SD di Malang dan beliau diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung.
Hartini melanjutkan pendidikan di Nijversheid School (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung. Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung. Hartini remaja dikenal cantik, dan Hartini muda menikahi Suwondo dan menetap di Salatiga. Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.
Saat dipinang oleh sang proklamator pada 1953, Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.
Soekarno kepada Hartini :
“Tien, I can’t work without you. Meski kamu istri kedua (setelah Fatmawati-red), kamu tetap istri saya yang sah. Biarpun kamu tidak tinggal di Istana Negara, kamu tetap mejadi ratu. Kamu akan menjadi ratu yang tidak bermahkota di Istana Bogor.” (saat meminta Hartini menjadi istrinya)

5. Kartini Manoppo – (1959-1968)

Sosok wanita ini merupakan salah satu istri yang paling dicintai oleh Soekarno. Kartini Manoppo menjadi istri Bung Kerno yang kelima. Keduanya menikah pada tahun 1959.
Soekarno kepada Kartini Manoppo :
“Aku mencintai kamu, aku ingin kau membalas cintaku….sekarang juga saya minta kepastian darimu ya atau tidak”
Awal mula Bung Karno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah.
Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi.
Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno. Sejarah mencatat, Kartini merupakan istri kedelapan Sang Putera Fajar.
Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967.

6. Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto) – (1962–1970)

Soekarno kepada Ratna Sari Dewi :
“Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai istri yang aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.”

Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi cukup menarik. Gadis Jepang itu berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.
Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi adalah seorang pelajar sekaligus entertainer.
Gosip beredar bahwa dia adalah seorang geisha. Namun rumor itu berkali-kali dibantahnya.
Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983 Dewi kembali menetap di Jakarta.

7. Haryati – (1963 – 1966)


Sebelum dinikahi Soekarno pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian.

Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator.
Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak Arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu.
Bahkan, status Haryati sebagai kekasih orang lain, tak membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
Hati Haryati pun akhirnya jebol dan tak kuasa menolak pinangan sang kepala negara.
Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada 21 Mei 1963.
Soekarno kepada Haryati:
“Yatie adiku wong aju, iki lho alrodji sing berkarat kae. Kuliknakna nganggo, mengko sawise sasasi rak weruh endi sing kok pilih: sing ireng, apa sing dek mau kae, apa sing karo karone?
Dus; mengko sesasi engkas matura aku. (dadi senadjan karo karone kok senengi, aku ja seneng wae). Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundhut wanodja palenging atiku kok! Adja maneh sakados alrodji, lha mbok apa apa ja bakal tak wenehke.”

8. Yurike Sanger – (1964 – 1968)


Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Soekarno kepada Yurike Sanger :
“Yury,
I came to you today,
but were out (to Wisma School)
I came only to say “I love you”
 Yours,
Soekarno.”
(Yurike Sanger, saat itu masih berstatus pelajar SMA )
Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.

9. Heldy Djafar – (1966 – 1969)


Heldy Djafar merupakan istri terakhir Soekarno, istri kesembilan. Keduanya menikah pada 1966, kala itu Bung Karno berusia 65 tahun sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur itu, masih berusia 18 tahun.
Soekarno kepada Heldy Jafar :
“Dear dik Heldy,
I am sending you some dollars,
Miss Dior, Diorissimo, Diorama
of course also my love,
Mas.”
(Saat itu kekuasaan Soekarno mulai pudar)

(sumber : indocropcircles)

- Copyright © Misnesia - Misteri Indonesia - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -