Mungkin sebagian orang bingung, mengapa diberi judul misteri? Karena tak semua rakyat Indonesia tahu, berapa tepatnya istri Presiden pertama Indonesia ini. Ada yang bilang empat istri atau ada juga yang bilang lima istri.
Yang resmi diketahui selama ini, Presiden Soekarno tercatat memiliki sembilan orang istri selama hidupnya. Soekarno memang dinilai sebagai seorang Don Juan yang selalu memesona wanita. Berkali-kali diakui oleh Soekarno, dirinya memang seorang pemuja wanita cantik.
Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut.
Berikut kesembilan istri syah Sukarno:
  1. Oetari (1921–1923)
  2. Inggit Garnasih (1923–1943)
  3. Fatmawati (1943–1956)
  4. Hartini (1952–1970)
  5. Kartini Manoppo (1959–1968)
  6. Ratna Sari Dewi (1962–1970)
  7. Haryati (1963–1966)
  8. Yurike Sanger (1964–1968)
  9. Heldy Djafar (1966–1969)

1. Oetari Tjokroaminoto (Siti Oetari) – (1921–1923)


 Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertama Soekarno sekaligus putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam yang juga sebagai guru Soekarno.
Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 di Surabaya.
Soekarno kepada Utari Tjokroaminoto :
“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak.? … orangnya tidak jauh dari sini, kau ingin tau? boleh..Orangnya dekat sini kau tak usah beranjak, karena orangnya ada di sebelahku”
2. Inggit Garnasih – (1923–1943)
Inggit mendampingi Soekarno dalam suka dan duka selama hampir 20 tahun. Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak.
Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu.
Sayang, setelah 20 tahun berumah tangga, bahkan dengan setia nunut Bung Karno hingga ke Ende dan Bengkulu, Inggit harus rela berpisah.
Karena si Bung terpikat pada Fatmawati, yang pernah ikut mondok dalam rumah tangga mereka saat di Bengkulu.
“Aku kembali ke Bandung.., dan kepada tjintaku yang sesungguhnya.”

3. Fatmawati (Fatimah) – (1943–1956)


Fatmawati yang bernama asli Fatimah lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Dalam pembuangan di Bengkulu, Soekarno bertemu Fatmawati. Gadis muda ini adalah putri tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Usia Soekarno dan Fatmawati terpaut 22 tahun lebih muda. Hubungan dengan Fatmawati membuat pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih berakhir. Inggit menolak dipoligami dan memilih pulang ke Bandung.
Soekarno kepada Fatmawati :
“Engkau menjadi terang dimataku. Kau yang akan memungkinkan aku melanjutkan perdjuanganku yang maha dahsyat.”

4. Hartini – (1952–1970)


Hartini adalah wanita setia yang sempat mengisi hidup Soekarno. Hartini lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924. Ayahnya Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota. Hartini menamatkan SD di Malang dan beliau diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung.
Hartini melanjutkan pendidikan di Nijversheid School (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung. Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung. Hartini remaja dikenal cantik, dan Hartini muda menikahi Suwondo dan menetap di Salatiga. Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.
Saat dipinang oleh sang proklamator pada 1953, Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.
Soekarno kepada Hartini :
“Tien, I can’t work without you. Meski kamu istri kedua (setelah Fatmawati-red), kamu tetap istri saya yang sah. Biarpun kamu tidak tinggal di Istana Negara, kamu tetap mejadi ratu. Kamu akan menjadi ratu yang tidak bermahkota di Istana Bogor.” (saat meminta Hartini menjadi istrinya)

5. Kartini Manoppo – (1959-1968)

Sosok wanita ini merupakan salah satu istri yang paling dicintai oleh Soekarno. Kartini Manoppo menjadi istri Bung Kerno yang kelima. Keduanya menikah pada tahun 1959.
Soekarno kepada Kartini Manoppo :
“Aku mencintai kamu, aku ingin kau membalas cintaku….sekarang juga saya minta kepastian darimu ya atau tidak”
Awal mula Bung Karno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah.
Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi.
Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno. Sejarah mencatat, Kartini merupakan istri kedelapan Sang Putera Fajar.
Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967.

6. Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto) – (1962–1970)

Soekarno kepada Ratna Sari Dewi :
“Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai istri yang aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.”

Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi cukup menarik. Gadis Jepang itu berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.
Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi adalah seorang pelajar sekaligus entertainer.
Gosip beredar bahwa dia adalah seorang geisha. Namun rumor itu berkali-kali dibantahnya.
Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983 Dewi kembali menetap di Jakarta.

7. Haryati – (1963 – 1966)


Sebelum dinikahi Soekarno pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian.

Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator.
Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak Arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu.
Bahkan, status Haryati sebagai kekasih orang lain, tak membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
Hati Haryati pun akhirnya jebol dan tak kuasa menolak pinangan sang kepala negara.
Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada 21 Mei 1963.
Soekarno kepada Haryati:
“Yatie adiku wong aju, iki lho alrodji sing berkarat kae. Kuliknakna nganggo, mengko sawise sasasi rak weruh endi sing kok pilih: sing ireng, apa sing dek mau kae, apa sing karo karone?
Dus; mengko sesasi engkas matura aku. (dadi senadjan karo karone kok senengi, aku ja seneng wae). Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundhut wanodja palenging atiku kok! Adja maneh sakados alrodji, lha mbok apa apa ja bakal tak wenehke.”

8. Yurike Sanger – (1964 – 1968)


Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Soekarno kepada Yurike Sanger :
“Yury,
I came to you today,
but were out (to Wisma School)
I came only to say “I love you”
 Yours,
Soekarno.”
(Yurike Sanger, saat itu masih berstatus pelajar SMA )
Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.

9. Heldy Djafar – (1966 – 1969)


Heldy Djafar merupakan istri terakhir Soekarno, istri kesembilan. Keduanya menikah pada 1966, kala itu Bung Karno berusia 65 tahun sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur itu, masih berusia 18 tahun.
Soekarno kepada Heldy Jafar :
“Dear dik Heldy,
I am sending you some dollars,
Miss Dior, Diorissimo, Diorama
of course also my love,
Mas.”
(Saat itu kekuasaan Soekarno mulai pudar)

(sumber : indocropcircles)

- Copyright © Misnesia - Misteri Indonesia - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -